Wong Bumen, yang berarti Orang Kebumen. Para perantau yang berasal dari Kebumen, sebuah kota kecil di pantai selatan Jawa Tengah, sering menyebut diri mereka wong bumen. Perantau dari Kebumen di daerah Jabodetabek merupakan perantau terbanyak kedua setelah Banyumas.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI diketahui bahwa provinsi Jawa Tengah menempati urutan pertama sebagai daerah asal migran (perantau) di Jabodetabek, kemudian disusul provinsi Jawa Barat, dan Jawa Timur. Selain itu, diperoleh fakta bahwa perantau dari Jawa Tengah didominasi oleh perantau yang berasal dari Banyumas, Kebumen, dan Cilacap. Wow…KEBUMEN menjadi kabupaten asal migran terbanyak kedua di Jabodetabek. Maka jangan heran jika anda menemui orang-orang jakarta yang ternyata banyak berasal dari Kebumen.ckck…dunia begitu sempit.
Lalu apa tujuan wong bumen di Jabodetabek? apakah hanya mengadu nasib dengan bekerja sebagai karyawan atau buruh? mungkin sebagian besar iya, hampir 60%. Namun, fakta menunjukan bahwa perantau Kebumen (wong bumen) banyak mendominasi di bidang lain. Misalkan wong bumen yang melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi di daerah Jabodetabek juga banyak. Disini dapat ditunjukan dengan banyaknya mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Kebumen yang kuliah di PTN sekelas UI (Perhimak-UI) tiap tahun jumlahnya bertambah hingga mencapai angka mendekati 300-an, ini merupakan jumlah angka yang patut dibanggakan, mengingat dari waktu ke waktu 70% mahasiswa UI berasal dari sekolah-sekolah ungulan di Jabodetabek. Perguruan tinggi lain mungkin STAN, STIS, IPB, dan lain sebagainya.
Lalu apa yang membuat wong Bumen betah? dan apa yang mendasari mereka merantau? Menurut sosiolog menyimpulkan bahwa perantau dari Jawa tengah seperti halnya Kabupaten Kebumen umumnya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, atau lingkungannya bisa menerima dengan baik karena kemandiriannya, serta sikap jati dirinya yang mau bergotong royong membantu sesama. Selain itu kekeluargaan dengan sesama wong bumen begitu erat sehingga merasa di kampung sendiri. Mereka selalu menjalin silaturahim dengan orang-orang asal kampungnya atau saling mengunjungi ketika ada yang sakit atau bahkan terkena musibah dan mengunjungi acara keluarga seperti hajatan.
Saya sebagai bagian wong Bumen merasa bangga menjadi salah satu orang yang mempunyai prinsip WALET EMAS (prinsip wong Bumen). WALET EMAS merupakan kepanjangan dari WAni uLET dan Eling Marang ASale. Wani ulet berarti berani bekerja ulet (kerja keras) dan Eling Marang Asale berarti ingat dengan asalnya (kampung halamannya). hmmm prinsip hidup yang perlu diteladani.
Wong Bumen ….Ora Baen-Baen..
Komentar